Monday 7 May 2018

Lampiran: Eko P. Pratomo

Praktisi Konsultan Perencanaan Keuangan Personal 1

Nama : Eko P. Pratomo
Gelar (akademis & sertifikasi) : Ir. MBA, ChFC, CLU, WMI
Profesi : Saat ini sebagai Senior Advisor salah satu Perusahaan
Manajer Investasi
Lamanya menjalani profesi (tahun) : 27 tahun
Spesialisasi keahlian profesional : Investment Profesional
Keterangan : -

1. Bagaimana tingkat konsumerisme di masyarakat, jika dilihat dari pengamatan dan pengalaman anda sebagai konsultan?
Menurut saya, secara kualitatif, sudah mengkhawatirkan.

2. Apa penyebab terjadinya konsumerisme pada masyarakat?
Banyak hal, diantaranya:
- belum ada gerakan masal edukasi finansial
- pelajaran agama belum menyentuh tatanan akhlak dan perilaku
- rendahnya keteladan dari orang tua, guru, pejabat, public fugure
- media terutama TV yg tidak mendidik dan justru mengumbar materialisme
- rendah nya kontrol terhadap tawaran kredit

3. Bagaimana dampak konsumerisme pada kondisi keuangan personal?
Umumnya berujung pada "lebih besar pasak drpada tiang", tidak ada kemampuan menabung, bahkan terjerat utang karena berorientasi pemenuhan keinginan drpada kebutuhan. Orientasi tujuan finasial berjangka pendek dan mengabaikan perispan utk kebutuhan masa depan.

4. Apakah pengelolaan keuangan dapat mengeliminir dampak negatif konsumerisme?
Edukasi tentang perlunya pengelolaan keuangan mungkin tidak bisa mengeliminir tetapi paling tidak megurangi budaya konsumerisme.

5. Mengapa dan bagaimana caranya?
Edukasi finansial yg baik tidak sekedar memberi ilmu tentang cara mengelola keuangan, tetapi membangun kesadaran-2 a.l.:
- perlunya memiliki tujuan (kebutuhan) hidup masa kinindan maaa datang dan menyadari adanya implikasi finansia yang besar dan terus meningkat yang perlu dipersiapkan sedini mungkin
- perlunya selalu memiliki tabungan rutin untuk "mencicil" biaya kebutuhan masa depan
- perlunya memahami instrumen keuangan sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan

6. Apakah konsep manajemen harta Islami menjadi landasan utama bagi seorang muslim dalam mengelola keuangan?
Ya.

7. Mengapa dan bagaimana caranya?
Harta dalam Islam adalah amanah yg harus dipertanggung jawabkan, sehingga mendapatkan dan memanfatakannya hatmrus dalam koridor yang digariskan dalam Al Qur'an dan Hadist. Pengelolaan keuangan harus dilakukan bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan duniawi saja, namun sbg bagian dari ibadah untuk meraih keselamatan di akhirat kelak

8. Bagaimana seharusnya pembagian persentase alokasi pendapatan personal sehingga dapat menghindari konsumerisme?
Tergantung besarnya penghasilan dan prioritas tujuan finansial seseorang atau keluarga, namun secara umum alokasi pendapatan setelah pemenuhun pajak dan zakat sbb:
- Pengeluaran Primer / kebutuhan dasar, termasuk cicilan : 50 %
- Pengeluaran untuk lebutuhansekunder : 20 %
- Tabungan dan investasi masa depan : 30 %

No comments:

Post a Comment

Kerangka SNLKI OJK 2017

Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (Revisit 2017) Otoritas Jasa Keuangan BAB 1 Menuju Masyarakat Indonesia yang Well-literate...